Adolfina Kuum Bicara Dampak Tambang di COP 27 Mesir

Redaksi
0

 Adolfina Kuum bicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP27) di Mesir yang digelar 6 sampai 18 Desember. Foto: Dokumentasi pribadi Adolfina Kuum


Papua60detik - Hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP27) di Mesir, aktivis lingkungan Papua, Adolfina Kuum bicara dampak operasi tambang PT Freeport Indonesia terhadap warga pesisir Timur Mimika.

COP merupakan sebuah kongres tingkat tinggi yang dihadiri oleh 23 delegasi negara dari perwakilan partai, NGO, komunitas masyarakat adat, komunitas perempuan, akademisi, aktivis HAM dan lingkungan. COP 27 di Mesir dilaksanakan 6 sampai 18 Desember.

"Freeport membuang lebih 3000 ribu ton tailing per hari. Sekitar 6.484 penduduk di tiga distrik di 23 kampung (BPS Timika 2019 - 2020) dipaksa mengonsumsi pangan dari lautan dan daratan yang tercemar," kata Adolfina dalam keterangan tertulisnya kepada Papua60detik, Minggu (18/12/2022).

Menurut Adolfina, PT Freeport mengklaim, tailing yang dihasilkan dari sisa produksi tambang tidak beracun dan berbahaya serta terbukti aman karena sudah dibebaskan dari merkuri dan sianida sebelum dibuang ke sungai.

Namun faktanya, ungkapnya, pembuangan tailing PT Freeport melalui sungai-sungai hingga ke Laut Arafuru telah menyebabkan kerusakan lingkungan hidup dan menimbulkan kerugian materi maupun non-materi bagi warga, yang bahkan tinggal jauh dari pusat operasi pertambangan PT FI. 

Terkait kegiatan PT Freeport yang gencar dengan program mitigasi, efisiensi energi dan reklamasi pasca tambang, Adolfina menuding itu hanya bungkus dari kerusakan alam yang sudah terjadi.

"Menangani dampak perubahan iklim tanpa mengatasi penyebabnya, hanya akan menemui jalan buntu," kata Koordinator Lepemawi Timika ini. (Burhan)




 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)